Representasi Anak di Media
Dalam penelitian mereka, AJI (Aliansi Jurnalis Independen), media baik cetak maupun elektronik, kurang memiliki ketertarikan terhadap isu perempuan (AJI, 2011). Walaupun begitu, cakupannya tidak diikuti dengan pemahaman tentang gender dan perspektif gender sehingga sudut pandang dari cakupannya menjadi sangat terbatas.
![]() |
http://www.dailymail.co.uk/news/article-2663147/Watching-TV-no-benefits-toddlers-Children-spend-longer-screen-perform-worse-academically.html |
Sementara itu, banyak program di media masih merepresentasikan perempuan dan anak-anak sebagai objek. Selain itu, anak-anak mengonsumsi berbagai program media yang tidak ditargetkan untuk anak. Kebiasaan yang berlebihan di depan televisi telah menjadi perhatian yang serius bagi orang tua. Walaupun sekarang, terdapat program - terutama televisi - diklaim sebagai program anak-anak, seperti Idola Cilik di RCTI, Pildacil (Pemilihan Da'i Cilik) di ANTV, dan berbagai kartun; pesan yang disampaikan di acara tersebut tidak merefleksikan isu anak-anak. Berbagai sinetron dan acara yang menampilkan aktris anak-anak seperti Ibrahim 'Baim' Alkatiri, Amel Carla, Umay, dan Cinta Kuya, sering terkontaminasi oleh materi dewasa: pertengkaran keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya. Hal yang serupa terjadi pada tayangan kartun seperti Naruto, dianggap mengandung banyak kekerasan dan One Piece dianggap mengandung materi dewasa.
Sebagai tambahan, anak-anak cenderung menjadi objek dari konsumsi yang buruk. Pada 2010, penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Pengembangan Medi Anak menemukan bahwa dalam 30 menit tayangan anak-anak di televisi, 10 menit dialokasikan untuk iklan-iklan. Iklan-iklan tersebut penuh dengan makanan ringan dan makanan cepat saji yang kurang bernutrisi.
Referensi
Nugroho, Y., Nugraha, L. K., Laksmi, S., Amalia, M., Putri,
D. A., & Amalia, D. (2012). Media and the Vulnerable in Indonesia: Accounts
from the Margins. Engaging Media, Empowering Society: Assessing media
policy and governance in Indonesia through the lens of citizens’ rights.
Comments
Post a Comment